
PATI, Presisinusantara.com || Industri garam di Kabupaten Pati saat ini menjadi komoditas unggulan yang banyak diproduksi oleh masyarakat pesisir yang terbentang dari Kecamatan Batangan hingga Dukuhseti.
Berdasarkan data yang di himpun dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) luasan total luas lahan tambak garam di Kabupaten Pati mencapai 2.901,62 hektar.
Cukup besarnya potensi ini tentu sangat didukung oleh DPRD melalui Komisi B. Muslihan selaku ketua komisi B mendorong kepada DKP untuk tetap memberikan perhatian khusus untuk para petani garam. Termasuk memberikan bantuan hingga kepastian harga jual pasca panen.
Pihaknya di jajaran Komisi B juga siap dalam memberikan fasilitasi, baik dari segi pendampingan, kebijakan, maupun dukungan pemasaran.
“Mulai saat ini juga harus kita siapkan, terutama untuk tahun-tahun yang akan datang, supaya nanti petani garam tidak mengeluh lagi seperti sekarang ini.
Kami selaku Komisi B juga harus bisa mendukung, dan nanti akan kami diskusikan dengan OPD terkait. Kami juga akan koordinasikan kepada komisi lain untuk membahas persoalan petani garam,” ujar Muslihan.
Muslihan berharap sinergi lintas pihak dapat terwujud, sehingga nasib petani garam di Pati semakin baik dan tidak lagi terpinggirkan.“Ini supaya petani garam lebih diperhatikan oleh banyak pihak, termasuk pemerintah daerah,” tambahnya.
Melihat tingginya produksi garam di Pati, Politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mendorong edukasi terhadap petambak garam agar terus meningkatkan kualitas hasil produksinya.
“Adanya pabrik garam industri SPJT, tentunya akan ikut menjaga stabilitas harga garam hingga level petambak. Karena salah satu yang diharapkan adalah kepastian harga,” ujarnya.
Termasuk adanya investasi di sektor garam, sehingga nantinya terus berkembang dan bisa meningkatkan kesejahteraan petani serta memenuhi kebutuhan garam industri nasional. (Red)